
IDXChannel – Saham emiten minyak dan gas (migas) condong terkoreksi pada perdagangan Senin (11/9/2024) seiring harga komoditas energi acuannya jatuh.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.51 WIB, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) turun 2,00 persen ke Rp196 per saham, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) merosot 1,66 persen, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) terbenam 0,85 persen, dan PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) terdepresiasi 0,56 persen.

Sementara, saham RAJA dan APEX stagnan dan AKRA naik tipis 0,70 persen.
Minyak Terendah dalam 3 Tahun
Harga minyak mentah dunia jatuh pada perdagangan Selasa (10/9/2024), ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun seiring pasar kembali fokus pada kekhawatiran permintaan seiring melemahnya ekonomi China.
Sentimen lainnya datang dari OPEC yang kembali memangkas perkiraan permintaannya untuk kedua kalinya dalam dua bulan terakhir

Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent merosot 3,06 persen ke USD69,71 per barel, sedangkan minyak jenis WTI turun tajam 3,67 persen ke posisi USD66,32 per barel pada Selasa.
Harga minyak sempat naik pada Senin setelah lima hari penurunan sebelumnya yang mendorong harga turun 11 persen. Namun, rilis data ekonomi Agustus China, yang menunjukkan deflasi harga produsen di tengah melambatnya ekonomi, memupuskan sisa optimisme.
"Pesan dari China sederhana namun jelas dan menggema ke seluruh dunia. Negara ini terus berjuang untuk mendorong pengeluaran, dan permintaan agregat yang lemah memastikan harga produsen industri turun 1,8 persen bulan lalu, lebih besar dari perkiraan, sementara harga konsumen naik hanya 0,6 persen, di bawah ekspektasi analis,” tulis PVM Oil Associates, dikutip MT Newswires, Selasa (10/9/2024).
Data yang dirilis Selasa juga kurang mendukung. “Ekspor Agustus melebihi ekspektasi, impor mengecewakan, dan pembelian minyak mentah asing turun 7 persen dibandingkan tahun lalu,” kata PVM Oil Associates.
Dalam Laporan Prospek Energi Jangka Pendek bulanan, Badan Informasi Energi (EIA) menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk 2024 sebesar 0,2 juta barel per hari, menjadi 0,9 juta bph dibandingkan permintaan tahun sebelumnya.
Penurunan ini mengikuti langkah OPEC yang sebelumnya memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan untuk 2024 menjadi 2,03 juta barel per hari dibandingkan level tahun sebelumnya, turun dari perkiraan September sebesar 2,11 juta.
Untuk 2025, OPEC merevisi perkiraan pertumbuhan permintaannya menjadi 1,7 juta bph, turun 40.000 bph dari proyeksi sebelumnya.
Penurunan ini dipicu oleh konsumsi minyak yang lebih lemah di China, terutama karena meningkatnya penjualan kendaraan listrik yang mengurangi permintaan bahan bakar tradisional.
Prospek OPEC+ meningkatkan produksi pada Desember menambah tekanan lebih lanjut, dengan para analis memperkirakan potensi surplus pada 2025.
Meskipun nada keseluruhan pasar bersifat bearish, kerugian agak terbatas oleh kekhawatiran terhadap Badai Tropis Francine yang bergerak melintasi Teluk Meksiko, yang mengancam produksi minyak dan gas serta operasi kilang di sepanjang Pantai Teluk.
Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS melaporkan, 130 platform telah dievakuasi menjelang badai ini, dengan 412.070 barel per hari pasokan ditutup, yaitu 23,6 persen dari produksi di Teluk. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:11/09/2024 10:00 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()