
IDXChannel – Harga minyak mentah dunia turun tajam pada perdagangan Senin (28/10/2024) pagi.
Hal tersebut setelah serangan balasan Israel terhadap Iran pada akhir pekan lalu menghindari infrastruktur minyak dan nuklir Teheran, serta tidak mengganggu pasokan energi, yang meredakan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Berdasarkan data pasar, pukul 07.12 WIB, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent merosot 3,72 persen ke level USD72,65 per barel, sedangkan minyak WTI jatuh 3,94 persen ke posisi USD68,82 per barel pada Senin.
Kedua kontrak minyak ini naik 4 persen pekan lalu di tengah perdagangan yang fluktuatif karena pasar mencermati ketidakpastian terkait respons Israel terhadap serangan misil Iran pada 1 Oktober dan pemilihan umum (pemilu) Amerika Serikat (AS) bulan depan.

Puluhan jet tempur Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar pada Sabtu, menargetkan pabrik misil dan beberapa lokasi lain di dekat Teheran dan di wilayah barat Iran, dalam rangkaian eskalasi terbaru antara kedua rival di kawasan Timur Tengah.
"Premi risiko geopolitik yang sempat terbentuk pada harga minyak akibat antisipasi serangan balasan Israel kini mereda," kata Analis Energi di MST Marquee, Saul Kavonic.

Menurut Kavonic, sifat serangan yang lebih terbatas, termasuk menghindari infrastruktur minyak, meningkatkan harapan akan jalan menuju deeskalasi.
Sementara, PVM Oil Associates mencatat, pasar memang tidak sepenuhnya terhenti, namun ketidakpastian membuat investor bersikap pragmatis secara wajar.
“Tampaknya mereka merasa terlalu berisiko untuk membiarkan posisi terbuka lebih dari satu atau paling lama dua hari. Dua hari kenaikan [di pekan lalu] diikuti dengan dua hari aksi ambil untung,” katanya.
Harga minyak mengalami fluktuasi tajam bulan ini akibat meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah, meskipun respons Israel lebih terkendali dan proporsional dari yang dikhawatirkan pasar, memunculkan harapan akan deeskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut.
Dari sisi permintaan, tanda-tanda lemahnya aktivitas ekonomi di China sebagai konsumen utama terus menekan sentimen, dengan data akhir pekan menunjukkan penurunan laba industri meski ada stimulus pemerintah baru-baru ini.
Di sisi lain, pelaku pasar mencermati kemungkinan penyesuaian produksi dari OPEC+ dan dampak pemilu AS. (Aldo Fernando)
作者:28/10/2024 07:28 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()