
IDXChannel – Tiga emiten bank BUMN utama, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Negara Indonesia atau BBNI, dan Bank Mandiri (BMRI), mengungkapkan rencana pembelian kembali (buyback) saham perseroan.
Aksi buyback ini menjadi sentimen positif untuk ketiga saham tersebut yang tengah berusaha keluar dari tekanan jual yang dilakukan investor asing belakangan ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/2/2025), pukul 11.03 WIB, saham BBRI meningkat 3,11 persen ke Rp3.980 per saham, BBNI naik 3,20 persen, dan BMRI mendaki 4,88 persen.
Ketiganya mulai pulih dalam sepekan terakhir, kendati masih membukukan kinerja negatif setidaknya dalam sebulan belakangan seiring kondisi makro global yang kurang mendukung, terutama terkait kebijakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berdampak negatif ke pasar negara berkembang.

Secara umum, aksi buyback oleh BMRI, BBRI, dan BBNI menjadi sinyal kepercayaan manajemen terhadap valuasi saham yang dinilai undervalued dan memberikan kepercayaan bagi investor.
Selain menahan tekanan jual dan memperbaiki valuasi saham, buyback juga mencerminkan optimisme manajemen terhadap pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Jika eksekusi buyback dilakukan secara efektif, hal ini bisa menjadi salah satu pendorong dalam pergerakan saham ketiga bank besar tersebut.

Kompak Buyback
Diwartakan sebelumnya, BMRI bakal melakukan buyback saham senulai Rp1,17 triliun.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyatakan bahwa pendanaan untuk buyback saham akan berasal dari optimalisasi kas perusahaan. Langkah ini diambil untuk memperkuat keyakinan terhadap nilai jangka panjang perseroan.
"Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan antara kondisi pasar dan fundamental perseroan, serta menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan dalam usaha perseroan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan," katanya dalam keterbukaan informasi dikutip Minggu (16/2/2025).
Ashidiq juga menjelaskan bahwa saham hasil buyback atau saham treasuri akan dialokasikan untuk program kepemilikan saham bagi karyawan guna meningkatkan keterlibatan mereka dalam menjaga kinerja Bank Mandiri.
Untuk merealisasikan rencana ini, BMRI akan mengajukan persetujuan kepada pemegang saham pada 25 Maret 2025. Jika disetujui, buyback akan dimulai sehari setelahnya dan berlangsung hingga 25 Maret 2026.
BBRI juga berencana melakukan buyback saham perseroan dengan nilai maksimal Rp3 triliun.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, menjelaskan bahwa buyback ini bukan sekadar respons terhadap penurunan harga saham, melainkan bagian dari program kepemilikan saham bagi karyawan.
"Dan program ini (buyback) sudah berjalan dari 2015 yang rancangannya adalah dalam konteks untuk meningkatkan engagement pekerja terhadap peningkatan kinerja perusahaan jangka panjang," ujar Catur dalam Press Conference Pemaparan Kinerja Keuangan BRI Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Menurut Catur, program buyback dilakukan sebagai bentuk bahwa ada keyakinan bagi BRI terhadap peningkatan kinerja fundamental perusahaan, sehingga pekerja perlu diberikan insentif agar bersama-sama memberikan sentimen positif terhadap pergerakan harga saham ini.
"Ini juga dalam rangka untuk memperkuat kepercayaan pemegang saham dan stakeholder kepada kinerja BRI dan prospek BRI masa depan," tutur Catur.
BBRI juga akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan, yakni pada 24 Maret 2025.
BBRI berencana membeli kembali saham perseroan, baik melalui Bursa Efek maupun di luar pasar, dengan opsi pembelian bertahap atau sekaligus, bergantung pada harga wajar saham.
Aksi ini sepenuhnya dibiayai dari kas internal BRI dan diperkirakan tidak berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan maupun operasional perusahaan. Buyback akan dilakukan dengan batas maksimal 10 persen dari total modal disetor dan ditempatkan.
Saham hasil buyback atau saham treasuri nantinya akan dialokasikan untuk program kepemilikan saham bagi karyawan, termasuk direksi dan komisaris BRI. Pengalihan saham ini dilakukan secara selektif kepada karyawan berprestasi serta manajemen dengan kinerja unggul.
Tidak hanya BMRI dan BBRI, BBNI juga menyiapkan dana Rp905 miliar untuk buyback saham perseroan.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyampaikan bahwa perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) guna memperoleh persetujuan terkait rencana buyback saham.
"Buyback akan dilakukan dalam waktu lama paling lambat 12 bulan sejak disetujuinya rencana buyback oleh RUPST," kata Okki lewat keterbukaan informasi, Selasa (4/2/2025).
Untuk mendanai aksi ini, BNI akan memanfaatkan saldo laba yang cukup besar. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2024, saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya mencapai Rp115,9 triliun.
Okki menjelaskan bahwa tekanan terhadap saham BBNI belakangan ini dipengaruhi oleh sentimen global, terutama hasil pemilu di AS serta kekhawatiran investor terhadap ketidakstabilan makroekonomi domestik. Padahal, secara fundamental, kinerja BNI terus menunjukkan peningkatan.
Oleh karena itu, BNI berencana melakukan buyback sebagai langkah strategis untuk meredam tekanan jual di pasar di tengah volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Sekaligus memberi indikasi kepada investor bahwa perusahaan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental perusahaan," ujarnya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:17/02/2025 11:25 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()