
IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak variatif pada Jumat (21/2/2025) seiring penurunan di Wall Street semalam.
Berdasarkan data pasar, hingga pukul 09.37 WIB, Indeks Nikkei Jepang menguat 0,19 persen, tetapi Topix justru melemah 0,12 persen. Kemudian, Shanghai Composite terkerek 0,22 persen dan Hang Seng Hong Kong naik 2,42 persen.

Berbeda, KOSPI Korea Selatan melemah 0,24 persen dan ASX 200 Australia terbenam 0,25 persen.
Wall Street Melemah

Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada Kamis (20/2) waktu setempat seiring dengan reaksi pasar terhadap laporan keuangan terbaru perusahaan, termasuk proyeksi pendapatan yang mengecewakan dari Walmart.
Dow Jones Industrial Average turun 1 persen ke 44.176,7, sementara Nasdaq Composite melemah 0,5 persen ke 19.962,4. S&P 500 juga terkoreksi 0,4 persen ke 6.117,5, mundur dari rekor penutupan pada Rabu. Sektor keuangan mencatat penurunan terdalam, sedangkan sektor energi menjadi yang paling menguat.

Saham Walmart anjlok 6,5 persen, menjadi yang terburuk di Dow dan salah satu yang terlemah di S&P 500. Raksasa ritel ini memperkirakan pendapatan tahunan di bawah ekspektasi pasar, dengan alasan ketidakpastian perilaku konsumen serta kondisi geopolitik.
Pandangan suram Walmart memicu kekhawatiran investor terhadap daya beli masyarakat dan dampak dari pengumuman tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump terhadap inflasi serta konsumsi.
Pada Rabu, Trump mengatakan akan segera mengumumkan tarif untuk kayu, mobil, semikonduktor, chip, dan farmasi dalam waktu satu bulan atau bahkan lebih cepat.
Saham EPAM Systems mencatat penurunan terdalam di S&P 500, merosot hampir 13 persen setelah perusahaan ini menyampaikan proyeksi pendapatan kuartalan dan tahunan yang mengecewakan.
Di sisi lain, Hasbro melaporkan lonjakan laba kuartal IV yang tak terduga dan mengumumkan strategi jangka menengah, termasuk target efisiensi biaya hingga USD1 miliar. Saham perusahaan mainan ini melonjak 13 persen, menjadi yang terbaik di S&P 500.
Saham Shake Shack juga melesat 11 persen setelah jaringan restoran cepat saji ini melaporkan penjualan yang sesuai ekspektasi meski terdampak kebakaran hutan di Los Angeles. Perusahaan ini juga memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dua digit tahun ini.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun turun 2,8 basis poin ke 4,51 persen, sementara obligasi dua tahun stagnan di 4,27 persen.
Dari sisi ekonomi, jumlah klaim tunjangan pengangguran di AS naik lebih tinggi dari perkiraan pekan lalu, sedangkan klaim lanjutan masih sejalan dengan ekspektasi Wall Street.
"Data ini menunjukkan pasar tenaga kerja masih cukup kuat untuk mendukung kebijakan The Fed yang tetap bertahan sambil mengevaluasi progres inflasi," kata Oxford Economics.
Sementara itu, Presiden Federal Reserve (The Fed) Atlanta Raphael Bostic mengungkapkan bahwa pelaku usaha di wilayahnya khawatir tarif baru akan meningkatkan biaya produksi. Banyak perusahaan yang bersiap menaikkan harga untuk konsumen guna menutupi dampak tersebut. Mereka juga waspada terhadap kebijakan deportasi massal di AS, yang bisa mengurangi pasokan tenaga kerja, terutama di sektor konstruksi perumahan serta pariwisata dan perhotelan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:21/02/2025 09:45 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo