
Para petani tembakau khawatir sumber mata pencaharian hilang. Kekhawatiran itu muncul seiring dengan dorongan implementasi pasal-pasal Pengamanan Zat Adiktif di PP No 28 Tahun 2024 mengenai pengetatan produk tembakau dan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (R-Permenkes) untuk Produk Tembakau.
Padahal saat ini petani tengah bersiap memasuki musim tanam. Selain menghadapi problematika cuaca dan iklim yang semakin sulit diprediksi, para petani juga harap-harap cemas.
Ketua DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung Siyamin mengatakan para petani di daerahnya, khususnya di lereng Gunung Prau, Sindoro dan Sumbing tengah mempersiapkan lahan untuk ditanam. Namun dalam waktu yang sama, petani khawatir akan keberlangsungan hidupnya ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal Maret sudah tanam. Saat ini luasan lahan tanam di ketiga lokasi pegunungan tersebut sekitar enam ribuan hektar. Tembakau masih jadi tumpuan harapan kami. Kendala yang kami hadapi saat ini berkaitan dengan regulasi. Dari soal regulasi pupuk bersubsidi yang belum merata, sampai pada regulasi yang ada saat ini belum bisa melindungi keberlangsungan petani," ujar Siyamin, dalam keterangannya, dikutip Kamis (27/2/2025).
Siyamin menekankan bahwa tembakau menjadi satu-satunya komoditas yang bisa diandalkan di tengah musim kemarau dengan kondisi geografis seperti Temanggung. "Roda perekonomian masyarakat di Temanggung bergerak, ya kalau tembakaunya juga dilindungi, petaninya juga didukung dan diberdayakan,"lanjutnya.
Ia berharap, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat menunjukkan komitmennya dalam melindungi petani dan sawah ladangnya. Pihaknya pun meminta pemerintah menghapus aturan yang akan berdampak besar kepada petani itu.
"Pemerintah harus hadir. Hapus aturan-aturan yang ketat dan mengganggu. Bantu, beri petani pendampingan," tegas Siyamin.
Senada, Ketua DPC APTI Yogyakarta Triyanto menyebut petani banyak yang khawatir dengan berbagai pemberitaan mengenai peraturan yang sangat mengekang bagi keberlangsungan petani.
"Padahal sudah jelas, mulai dari proses masa tanam sampai pasca panen, perkebunan tembakau menyerap banyak tenaga kerja. Perekonomian daerah bergerak. Kami mohon pemerintah dapat melindungi petani dengan regulasi yang berpihak pada kami. Jangan sampai ada unsur-unsur campur tangan pihak asing yang mau mematikan sumber mata pencaharian kami ini,"sebut Triyanto.
Ia juga berharap pemerintah dapat membantu memberdayakan petani yang selama ini terus berupaya mandiri meningkatkan kualitas dan produktivitas komoditas tembakau. "Petani butuh perlindungan. Kami sangat berharap ada langkah nyata Pemerintah untuk melindungi petani dan komoditas tembakau. Kami menunggu kebijakan-kebijakan pro petani yang maksimal," tambah Triyanto.
(ada/rrd)作者:Aulia Damayanti -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()