Pasardana.id – Pasar modal Indonesia mengalami tekanan signifikan selama kuartal pertama 2025.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.510 pada 27 Maret 2025, tepat sebelum libur panjang Lebaran, melemah sekitar 8% dibandingkan akhir 2024.
Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto mencatat, di sepanjang kuartal pertama, arus dana asing keluar (foreign outflow) mencapai Rp30,3 triliun (US$1,8 miliar) dari pasar saham.
Tekanan ini berlanjut di bulan April, di mana foreign outflow meningkat signifikan menjadi Rp15,5 triliun (US$927 juta) di pasar saham dan pasar obligasi.
Adapun instrumen SRBI (Sertifikat Rupiah Bank Indonesia) juga mengalami tekanan jual dari investor asing.
Berdasarkan data BI periode 8–10 April 2025, terjadi arus keluar sebesar Rp10,5 triliun hanya dalam tiga hari perdagangan instrument bank sentral tersebut.
“Kondisi tersebut mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap tantangan ekonomi global dan domestik,” ujarnya, dalam acara Media Day: April by Mirae Asset hari ini, 17 April 2025.
“Prospek pertumbuhan negara berkembang Asia diperkirakan stagnan hingga 2026, terutama karena perlambatan ekonomi di Tiongkok dan AS yang diperburuk oleh meningkatnya tensi perang dagang. Sementara di dalam negeri, investor masih meragukan pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%,” jelas Rully, lebih lanjut.
Kondisi tersebut diatas, menyebabkan investor menunggu kondisi pasar modal lebih stabil, atau biasa disebut wait & see.
Menyikapi hal ini, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia berkolaborasi dengan PT Capital Asset Management menghadirkan solusi investasi yang relevan dengan kondisi pasar, yaitu pada instrumen reksa dana pasar uang Capital Optimal Cash, yang memiliki fasilitas pencairan lebih awal (sameday redemption), tentunya dengan syarat dan ketentuan.
“Saat pelaku pasar cenderung wait & see, dana menganggur bisa dimanfaatkan dengan berinvestasi ke instrumen jangka pendek seperti reksa dana pasar uang. Terlebih lagi, produk dengan likuiditas tinggi karena punya fasilitas sameday redemption,” ujar M. Arief Maulana, Head of Wealth Management Mirae Asset.
Dijelaskan, produk tersebut memungkinkan investor untuk langsung mencairkan dana saat eksekusi pembelian saham sudah dilakukan karena momentum yang dirasa sudah tepat tanpa khawatir gagal settlement saham.
Diketahui, reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang diinvestasikan di instrumen utang yang jatuh tempo kurang dari setahun dan efek pasar uang lain seperti deposito dan tabungan sehingga dapat dicairkan lebih cepat dibandingkan reksa dana jenis lain.
Reksa dana pasar uang memiliki ketentuan pencairan dana (redemption) maksimal 7 hari.
Umumnya, redemption reksa dana pasar uang H+1.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Head of Investment Capital Asset Management, Wisnu Karto mengatakan, selain likuiditas yang tinggi, keunggulan Capital Optimal Cash yang lain adalah kemudahan akses investasi melalui NAVI, pengelolaan oleh profesional, dan imbal hasil optimal.
“Selama setahun terakhir, imbal hasil atau return Capital Optimal Cash mencapai 4,36%, di atas deposito perbankan acuan 3,25%,” jelasnya.
NAVI adalah platform reksa dana unggulan Mirae Asset Sekuritas yang mengadministrasikan dan memasarkan ratusan reksa dana yang dikelola oleh puluhan manajer investasi ternama di Indonesia.
NAVI terus dikembangkan dengan pendekatan ramah pengguna, kemitraan bersama manajer investasi terpercaya, serta penyediaan informasi pasar yang praktis bagi investor ritel.
Platform tersebut tersedia di web page maupun aplikasi ponsel pintar yaitu melalui link: http://masi.id/download-navi.
加载失败()